Rabu, 07 Januari 2015

CATRIZINE laporan akbid



KATA PENGANTAR
            Puji Syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Swt, karena dengan rahmat dan perkenaan-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak lupa sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga-Nya, para sahabat-Nya, dan kepada kita selaku umat-Nya. Makalah ini disusun dengan maksud memenuhi salah satu tugas  persyaratn sebelum menjadi mahasiswa “STIKES YASINDA INDRAMAYU”,.
            Penyusun menyadari bahwa makalah   ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan dan perbaikan makalah ini.
            Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya.



indramayu,16 september  2014

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang Masalah
1.2            Rumusan masalah
1.3            Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Catrizine
2.2 farmakologi Catrizine
2.3 Dosis dan Pemberian Obat  Catrizine
2.4 Indikasi
2.5 Berbagai Macam Nama Obat dan Perusahaan Catrizine
BAB III KESIMPULAN 
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHULUAN
1.1         latar belakang
Antihistanin adalah  zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi efek histanin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor histamin.
Alergi  dan penyebabnya alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang di sebabkan zat-zat yang tidak berbahaya, alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya pada orang normal tidak menimbulkan reaksi.
1.2           Rumusan masalah
Apa itu catrizine?
Bagaimana dosis serta pemakaian obatnya?
Apa efek samping dari catrizine?
1.3           Tujuan
Penulisan makalah ini di antaranya untuk mengetahui apa yang di maksud dengan catrizine, cara pemakaian obat catrizine, serta mengetahui apakah apa efek sampingnya. Tetapi selain hal tersebut makalah ini juga di ajukan guna memenuhi persyaratan untuk menjadi mahasiswa baru di kampus “STIKES YASINDA INDRAMAYU”.










BAB II
2.1Obat  Alergi  Cetirizine
    Cetirizine adalah obat antialergi generasi terbaru dengan bahan aktif Cetirizine Dihidroklorida, terbukti lebih nyaman dan menguntungkan karena tak  menimbulkan  efek  mengantuk  sehingga  tak  mengganggu  aktivitas pasien.  Generasi  pertama  seperti  golongan  CTM  dan difenhidramin biasanya  menimbulkan  rasa  kantuk  yang  hebat serta memiliki dampak kurang  nyaman  pada  pasien  seperti  jantung  berdebar - debar.
      Sedangkan  antihistamin  generasi  kedua  seperti  cetirizine  dan  azelastine memiliki  efek  kantuk  yang  rendah  pada  dosis  anjuran,  tidak  menimbulkan rasa  berdebar - debar dan penggunaannya cukup sekali sehari.   Berbeda dengan antihistamin  generasi  pertama, antihis tamin generasi terbaru umumnya bersifat  mengurangi  efek  sedasi  (rasa kantuk)  dan  sebagian  lagi  bersifat  anti-inflamasi ringan.
Cetirizine  di  HCL  yang  merupakan  antihistamin  generasi  kedua  lebih sedikit  menimbulkan  efek sedative pada pasien dibandingkan generasi pertama.  Selain  efek  sedative  hebat,  antihistamin  generasi  pertama  seperti CTM  dan  difenhidramin  juga  menimbulkan  rasa  berdebar - debar.
Cetirizine  di  HCL  mampu  menurunkan  gejala  mayor  rinitis  alergi  seperti hidung  berair,  bersin ,hidung  gatal,  mata  berair  lebih  besar  secara bermakna  dibandingkan  dengan  loratadin  dan  plasebo. Efek  cetirizine  pada penderita  urtikaria  idiopatik  kronik, pemberian  cetirizine  dibandingkan dengan  loratadine  pemberian  selama 14 hari.
Ternyata cetirizine  menurunkan gejala urtikaria berupa bentol-bentol kemerahan  lebih  besar  dibandingkan  dengan  loratadin. Pengurangan  bentol-bentol  dengan  cetirizine  mencapai  95%, dibandingkan 70% dengan loratadine. Sedangkan  kemerahan  berkurang  90% pada  penerima  cetirizine dibandingkan  62 % pada  penerima  loratadine.
Cetirizine relatif  aman diberikan dalam jangka panjang, mengingat obat antihistamin  diberikan  jika  diperlukan  saja. Namun, untuk  kasus  urtikaria kronis,  pemakaian  obat  jangka  panjang  dievaluas i setiap  3-6  bulan sekali. Kadang, untuk urtikaria antihistamin H1 seperti cetirizine  dikombinasikan dengan  antihistamin  H2.
Di Amerika Serikat dan Kanada, cetirizine seperti  Zyrtec dan Reactine adalah paling sukses sebagai produk non-makanan tahun 2008, menghasilkan penjualan $ 315.900.000. Hal ini juga tersedia sebagai obat generik. Di Australia dan Selandia Baru, Zyrtec tersedia di apotek dan di cetirizine Inggris bisa dijual dalam jumlah terbatas di outlet apapun dan di supermarket. Pada 2009, Jerman membuat obat generik banyak mengandung cetirizine tersedia di apotek tanpa resep. Norwegia, Swedia, Finlandia, Polandia dan Israel juga mengakui cetirizine sebagai obat bebas. Di India, dijual dengan obat bebas merek-nama “CTZ” (sebelumnya disebut “Cetzine”), meskipun tetap diklasifikasikan sebagai H.












2.2 farmakologi catrizine
FARMAKOLOGI  Cetirizine

v Cetirizine  melintasi  penghalang  darah – otak  hanya  sedikit, mengurangi  efek  samping  umum  obat  penenang  dengan antihistamin  yang  lebih  tua.  Hal  ini  juga  telah  terbukti  dapat menghambat  kemotaksis  eosinofil  dan  LTB4  rilis.  Pada  dosis  20 mg,  Boone  dkk  menemukan  bahwa  hal  itu  menghambat  ekspresi VCAM-1  pada  pasien  dengan  dermatitis  atopik.  Enansiomer levorotary  dari  cetirizine,  yang  dikenal  sebagai  levocetirizine, adalah  bentuk  yang  lebih aktif.
v L-stereoisomer,  levocetirizine  (atas)  dan  D-stereoisomer  dari cetirizine.

v Interleukin  6  dan  interleukin  8  telah  terbukti  meningkat  pada sindrom   gangguan  pernapasan  akut.  Cetirizine   mengandung   L-dan D-stereoisomer.  Secara kimia,  levocetirizine  adalah   aktif L-enansiomer  dari  cetirizine.  Dalam   penelitian   terbaru   dari   sel  epitel saluran   napas.
     Berikut  diamati:  Levocetirizine   menghambat  produksi  molekul      adhesi   antar   sel  ICAM-1  dan  sekresi   interleukin  (IL) -6  dan  IL-8, yang   mungkin   memiliki   efek   menguntungkan   pada    perubahan patofisiologis   yang   berkaitan   dengan   manusia   rhinovirus   (HRV) infeksi.  Pengobatan   Levocetirizine   menghambat   peningkatan   HRV diinduksi   dalam  ICAM-1  tingkat   mRNA    dan   protein,    serta ekspresi   HRV-induced   IL-6  dan   IL-8  mRNA   dan   tingkat protein.
   Titer   virus,  yang   diukur   dengan    budaya   di   MRC-5 sel, berkurang   levocetirizine.  Levocetirizine   pengobatan   juga mengurangi   nuklir   peningkatan   faktor-kappa  B (NF-kB)   ekspresi dilihat   dengan   infeksi   HRV.  Levocetirizine   menghambat   ekspresi Pulsa  seperti   mRNA  reseptor 3  (TLR3)   dan  tingkat  protein.
Tecetirizine   menghambat   replikasi   HRV  dan   HRV   di induksi upregulation,   ICAM-1 IL-6,  dan IL-8,  TLR3   ekspresi   dan   aktivasi NF-kB.  Hasil   studi   ini   menunjukkan   levocetirizine   yang   mungkin   memiliki   aplikasi   klinis   terhadap   pengobatan   peradangan   saluran   napas   yang   disebabkan   oleh   infeksi   HRV.
v  Farmakokinetik: 
Dalam   studi   pemberian   10 mg   tablet ,  sekali  sehari   selama  10 hari,  tingkat   serum   rata-rata   puncak   311 ng/ mL.  Puncak   level darah   untuk   0,3 ug/ml   dicapai   antara   30- 60   menit  setelah pemberian   Cetirizine  10 mg.  Waktu   paruh   plasma   kira-kira  11 jam.  Absorpsi   sangat   konsisten   pada   semua   subjek.
v Efek   metabolik   cetirizine   yang   tersisa   dalam   sistem   untuk maksimal   21 jam   sebelum   dibuang,  eliminasi   rata –rata   hidup adalah  8 jam.  Sekitar   70%   dari   obat   tersebut   diekskresi   atau dikeluarkan   melalui   buang   air   kecil,  yang   setengah   diamati sebagai   senyawa   cetirizine   tidak   berubah.  Lain  10% diekskresikan.  Pengeluaran   melalui   ginjal  30  ml/menit   dan waktu   paruh   ekskresi   kira-kira   9 jam. Cetirizine   terikat   kuat pada    protein   plasma.









2.3 Dosis dan Pemberian catrizine
  • Dewasa  dan  anak  usia  diatas  12  tahun : 1  tablet  10 mg, 1x  kali sehari.
  • Penggunaan  pada   penderita   gangguan  fungsi  ginjal : dosis  sebaiknya  dikurangi  menjadi  ½  tablet  sehari.
  • Kejadian mengantuk telah dilaporkan pada beberapa pasien yang mengkonsumsi  Cetirizine;  oleh  karena  itu  hati-hati  bila  mengendarai kendaraan  atau mengoperasikan mesin. Penggunaan Cetirizine bersamaan  dengan   alkohol   atau  depresan   sistem  saraf  pusat lainnya,  sebaiknya  dihindari  karena dapat terjadi peningkatan penurunan  kewaspadaan  dan kerusakan  sistem  saraf  pusat.
  • Penelitian dengan diazepam dan cimetidine menunjukkan kejadian interaksi obat. Sama seperti antihistamin lain, disarankan untuk menghindari  konsumsi  alkohol  yang  berlebihan.
  • OVER DOSIS : Mengantuk  dapat  menjadi  gejala  overdosis, akibat mengkonsumsi  50  mg sebagai dosis tunggal. Pada  anak-anak, bisa terjadi  agitasi  (gelisah). Apabila  terjadi overdosis, pengobatan diiakukan   pada   gejalanya   atau  pendukungnya,  bisa  disarankan untuk   menggunakan  obat  pencernaan   secara   bersamaan.  Hingga saat  ini, tidak  ada  antidot  yang  khusus. Cetirizine  tidak  efektif  untuk dihilangkan  dengan  cara  dialysis, dan  dialysis akan tidak efektif kecuali  zat  yang  dapat  didiaiisa  sama-sama  dicerna.
  • Penyimpanan:  Simpan  pada   suhu  kamar (25 – 30<sup>o</sup>C) dan  terlindung  dari  cahaya.
  • Pemberian  decongestan  tetes  maupun semprot, sebaiknya tidak melebihi  5-7 hari untuk menghindari rinitis medikamentosa. Dekongestan  oral  sering  dikombinasikan  dengan  antihistamin, tetapi sebaiknya  tidak  diberikan pada  penderita  penyakit  hipertensi  dan jantung.  Kortikosteroid  nasal   bisa  diberikan   pada  penderita  rinitis yang   disertai   hidung   tersumbat  dan  pemakaian  jangka  panjang. Obat-obat lain  yang  diberikan  pada  rinitis  alergi  adalah  ipratropium bromida, natrium  kromolin, dan  antagonis  lekotrin.
  • Sediaannya saat ini  terdiri  dari  kapsul  yang  mengandung  cetirizine dihidroklorida  10 mg. Obat  ini juga  tersedia  dalam  bentuk  sirup kemasan botol 60 ml, setiap 5 ml sirup mengandung cetirizine dihidroklorida 5 mg.
  • Bentuk  kunyah, non-kunyah, dan  sirup  cetirizine  sama-sama  diserap secara   cepat   dan  efektif,  dengan  makanan diserap teliti mempengaruhi  tingkat  penyerapan  yang  menghasilkan  kadar  serum puncak   satu  jam  setelah  pemberian
  • Pada saat ini tidak ada interaksi dengan obat lain. Penelitian Diazepam dan Cetirizine tidak memperlihatkan interaksi. Seperti pemakaian antihistamin lainnya, disarankan untuktidak mengkonsumsi alkohol.
  • Seperti banyak obat antihistamin lainnya, cetirizine yang umumnya diresepkan dalam kombinasi dengan pseudoefedrin hidroklorida, dekongestan.  Kombinasi ini dipasarkan dengan menggunakan nama merek yang sama seperti cetirizine dengan “-D” akhiran (Zyrtec-D, Virlix-D, dll) Sebelumnya hanya tersedia dengan resep, Zyrtec pada November 2007 menjadi tersedia over-the-counter di Amerika Serikat, seperti yang dilakukan Zyrtec-D di kebanyakan negara.











2.4 INDIKASI
INDIKASI
1.     Pengobatan rhinitis alergi menahun ataupun musiman, dan urtikaria idiopatik kronik.
2.     Indikasi utama cetirizine adalah untuk demam dan alergi lainnya. Karena gejala gatal-gatal dan kemerahan dalam kondisi ini disebabkan oleh histamin yang bekerja pada reseptor H1, memblokir reseptor sementara mengurangi gejala-gejala.
3.     Infeksi rhinovirus Interleukin 6 dan interleukin 8 telah terbukti meningkat pada sindrom gangguan pernapasan akut. Cetirizine mengandung L-dan D-stereoisomer. Secara kimia, levocetirizine adalah aktif L-enansiomer dari cetirizine. Dalam penelitian terbaru dari sel epitel saluran napas berikut diamati: Levocetirizine menghambat produksi molekul adhesi antar sel ICAM-1 dan sekresi interleukin (IL) -6 dan IL-8, yang mungkin memiliki efek menguntungkan pada perubahan patofisiologis yang berkaitan dengan manusia rhinovirus (HRV) infeksi. Pengobatan Levocetirizine menghambat peningkatan HRV diinduksi dalam ICAM-1 tingkat mRNA dan protein, serta ekspresi HRV-induced IL-6 dan IL-8 mRNA dan tingkat protein. Titer virus, yang diukur dengan budaya di MRC-5 sel, berkurang levocetirizine. Levocetirizine pengobatan juga mengurangi nuklir peningkatan faktor-kappa B (NF-kB) ekspresi dilihat dengan infeksi HRV. Levocetirizine menghambat ekspresi Pulsa seperti mRNA reseptor 3 (TLR3) dan tingkat protein. Temuan ini menunjukkan bahwa, dalam HNEC dan A549 sel, levocetirizine menghambat replikasi HRV dan HRV diinduksi upregulation, ICAM-1 IL-6, dan IL-8, TLR3 ekspresi dan aktivasi NF-kB. Hasil studi ini menunjukkan levocetirizine yang mungkin memiliki aplikasi klinis terhadap pengobatan peradangan saluran napas yang disebabkan oleh infeksi HRV
4.     Infeksi pernapasan disebabkan sitokin sekunder untuk sindrom gangguan pernapasan akut juga bisa secara teoritis menguntungkan.
5.     Penyakit Kimura , penggunaan Cetirizine efektif dalam mengobati gejala penyakit Kimura, yang kebanyakan terjadi pada pria muda Asia, mempengaruhi kelenjar getah bening dan jaringan lunak kepala dan leher dalam bentuk tumor seperti luka.
6.     Sifat cetirizine itu menjadi efektif baik dalam pengobatan pruritus (gatal) dan sebagai agen anti-inflamasi membuatnya cocok untuk pengobatan dari pruritus yang terkait dengan lesi
7.     Dalam sebuah studi tahun 2005., American College of Rheumatology dilakukan perawatan awalnya menggunakan prednison, diikuti dengan dosis steroid dan azathioprine, omeprazol, dan kalsium dan vitamin D selama dua tahun. Kondisi kulit pasien mulai membaik dan kulit lesi berkurang. Namun, ada gejala hirsutisme cushingoid dan diamati sebelum pasien telah dihapus dari penggunaan steroid dan ditempatkan pada 10 mg / hari cetirizine untuk mencegah lesi kulit
8.     Baik untuk pengobatan pruritus berhubungan dengan lesi tersebut asymptomatically, kulit pasien lesi menghilang setelah pengobatan dengan cetirizine, darah eosinofil jumlah menjadi normal, efek kortikosteroid dan remisi mulai dalam waktu dua bulan.  Penghambatan eosinofil dapat menjadi kunci untuk pengobatan penyakit Kimura karena peran eosinofil, bukan sel-sel lain berkaitan dengan lesi kulit.

Kontra Indikasi :
  • Penderita dengan riwayat hipersensitif terhadap kandungan dalam obat.
  • Wanita menyusui, karena kandungan aktif cetirizine diekskresi pada air susu ibu.


Efek samping
Ada beberapa laporan terjadinya efek samping ringan dan sementara, misalnya
  • Kekeringan pada mulut, hidung dan tenggorokan
  • Pusing
  • Retensi urin
  • Penglihatan kabur
  • Mimpi buruk
  • Sakit perut
  • Pada beberapa individu terjadi reaksi hipersensitif, termasuk reaksi kulit dan mungkin terjadi angiodema.
  • Penelitian dengan ukuran objektif tidak menunjukkan adanya pada fungsi kognitif, kinerja motorik atau mengantuk. Walaupun demikian, adanya efek terhadap system syaraf pusat telah diamati pada beberapa individu penderita, karenanya hati-hati bila mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin.
  • Penggunaan pada kehamilan Cetirizine hanya boleh diberikan kepada wanita hamil, bila benar-benar diperhitungkan keuntungan lebih besardari kerugiannya.
  • Hati-hati penggunaan pada penderita epilepsi.

 

 

 

 

 

 

 

 

2.5 Berbagai macam nama obat dan perusahaan catrizine.

Nama merek
Perusahaan
Harga
Betarhin
Mahakam Beta Farma
Tablet 10 mg x 20′s (Rp60.000)Sirup 60 mL x 1′s (Rp33.000)
Oral drop 30 mL x 1′s (Rp36.000)
Cerini
Sanbe
Kaplet 10 mg x 2 x 10′s (Rp53.300)
Cetinal
Kalbe farma
Tablet kunyah 10 mg x 3 x 10′s (Rp130000)
Cetirizine OGB
Kimia Farma
Tablet 10 mg x 3 x 10′s (Rp13.200)
Cetrixal
Sandoz
Tablet 10 mg x 5 x 10′s (Rp133.000)
Cetrol
Solas
Kaplet 10 mg x 5 x 10′s (Rp132.400)
Estin
Gracia Pharmindo
Tablet 10 mg x 2 x 10′s (Rp50.000)Sirup
5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp30.000)
Oral drop 10 mg/1 mL x 10 mL x 1′s (Rp37.000)
Falergi
Fahrenheit
Tablet 10 mg x 60′s (Rp150000)Oral drop 10 mg/1 mL x 20 mL x 1′s (Rp45000)
Histrin
Ferron
Tablet 5 mg x 30′s (Rp110000) 10 mg x 3 x 10′s (Rp150000)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp37950)
Oral drop 10 mg/1 mL x 20 mL x 1′s (Rp47800)
Incidal OD
Bayer Schering Pharma
Kapsul 10 mg x 5 x 10′s (Rp97.000)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp27.000)
Intrizin
Interbat

Lerzin
Ifars
Kapsul 10 mg x 5 x 10′s (Rp57200)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp11484)
Nichorizin FM
Nicholas
10 tab: (Fast-Melt) 10 mg x 2 x 10′s (Rp86000)5 kaspul Fast-Melt) 5 mg x 2 x 10′s (Rp50000)
Ozen
Pharos
Tablet 10 mg x 30′s (Rp122100)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp49500)
Oral drop 10 mg/1 mL x 12 mL x 1′s (Rp56210)
Rinocet
Meprofarm
Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp45000)
Risina
Tempo Scan Pacific
Tablet 10 mg x 2 x 10′s (Rp43700)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp27000)
Ritez
Dexa Medica
Tablet 10 mg x 3 x 10′s (Rp69000)Sirup 5 mg/5 mL x 60 mL x 1′s (Rp37950)
Rydian
Guardian Pharmatama

Ryvel
Novell Pharma

Ryzen
UCB Pharma

Ryzicor
Pharmacore

Ryzo
Soho

Tiriz
Lapi

Zenriz
Pyridiam



















BAB III
KESIMPULA
Pada dasarnya catrizine ialah obat alergi generasi kedua yang cukup aman tanpa efek samping yang menyebabkan kantuk.Cetirizine  di  HCL  mampu  menurunkan  gejala  mayor  rinitis  alergi  seperti hidung  berair,  bersin ,hidung  gatal,  mata  berair  lebih  besar  secara bermakna  dibandingkan  dengan  loratadin  dan  plasebo.
Efek  cetirizine  pada penderita  urtikaria  idiopatik  kronik, pemberian  cetirizine  dibandingkan dengan  loratadine  pemberian  selama 14 hari.
Cetirizine relatif  aman diberikan dalam jangka panjang, mengingat obat antihistamin  diberikan  jika  diperlukan  saja. Namun, untuk  kasus  urtikaria kronis,  pemakaian  obat  jangka  panjang  dievaluas i setiap  3-6  bulan sekali. Kadang, untuk urtikaria antihistamin H1 seperti cetirizine  dikombinasikan dengan  antihistamin  H2.











DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar